Budidaya Kerang Hijau (Mytilus viridis) dan Tiram (Crasostrea sp)
WartaIPTEK.com - Dalam sistem klasifikasi, kerang-kerangan termasuk kelas
Pelecepoda, yaitu hewan bercangkang ganda yang terbuat dari kapur. Pada umumnya
kerang-kerangan hidup di perairan laut, perairan payau dan di
perairan tawar. Beberapa jenis kerang hidup dalam dasar perairan yang
berlumpur/berpasir
dimana kerang ini mengubur dirinya dalam tanah/lumpur dasar perairan. Ada jenis kerang
yang dapat berpindah tempat dan ada pula kerang yang menetap hidup pada suatu
tempat (substrat). Kerang yang hidup di dasar
perairan darat berpindah tempat namun sangat lamban. Jenis lainnya adalah jenis
yang menetap, menempel pada substrat berupa batu karang, atau benda-benda keras lainnya.
Dalam siklus hidupnya, kerang-kerangan ini mempunyai fase
larva yang bebas berenang di dalam kolam air dan setelah melewati fase larva
terbentuk cangkang dan menetap pada substrat atau dasar perairan. Tiram dan kerang hijau adalah
jenis kerang yang menempel pada substrat. Kerang darah, kimah dan kerang kampak
misalnya adalah jenis-jenis yang hidup di dasar perairan berlumpur/berpasir dengan cara
membenamkan dirinya di dalam sedimen tersebut.
Kerang-kerangan yang telah dibudidayakan untuk keperluan
konsumsi adalah jenis kerang hijau dan tiram. Jenis kerang lainnya seperti
kerang mutiara, walaupun telah dibudidayakan tujuannya adalah untuk
menghasilkan mutiara. Budidaya atau pembesaran kerang mutiara dilaksanakan
secara khusus hingga mencapai ukuran tertentu dan kemudian diberi perlakuan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan mutiara. Dalam tulisan ini tidak dibicarakan mengenai
metode budidaya kerang mutiara. Fokus bahasan dalam tulisan ini adalah budidaya
tiram dan kerang hijau.
Budidaya
Kerang Hijau
Kerang
hijau, Mytilus viridis, adalah salah
satu jenis kerang yang dapat dibudidayakan. Cara budidaya yang paling banyak
dilakukan adalah dengan metode rawe (long line) dimana kerang hijau akan tumbuh
pada tali nilon yang dibentangkan dan digantung pada kolom air laut. Kesan
bahwa kerang hijau mengandung logam berat yang membahayakan bagi kesehatan
manusia sebenarnya berlebihan. Memang kerang hijau dan pada umumnya semua jenis
kerang-kerangan mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat namun tingginya
kadar logam berat di dalam tubuh tentunya berasal dari lingkungan dimana kerang
tersebut hidup. Untuk mendapatkan kerang hijau yang bebas dari logam berat atau
mempunyai kadar logam berat yang minimum maka budidaya kerang hijau harus
dilakukan pada perairan laut yang bebas dari pencemaran.
Usaha
budidaya dengan metode rawe ini umumnya menggunakan tali nilon dengan ukuran 24
mm yang dibentangkan. Satu unit rawe terdiri dari dua utas nilon utama yang
dipasang sejajar. Panjang tali nilon kira-kira 100-110 m, dimana setiap jarak
3-5 meter diikatkan pelampung agar tali nilon utama tetap di permukaan air.
Pelampung yang digunakan adalah drum bekas minyak/ oli yang masih memiliki
penutup. Pada tali nilon yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman. Satu
cabang tali nilon panjangnya 4-10 meter. Jarak antar cabang tali nilon adalah 1
meter. Agar rawe tidak hanyut maka pada setiap ujung unit rawe diberi pemberat
beton cor dengan berat 2-3 ton.
Budidaya
Tiram
Tiram (Crasostrea gigas) termasuk kelompok kerang-kerangan
yang hidup menetap pada substrat yang keras. Bentuk cangkang tiram dapat dengan
jelas dibedakan dengan kerang pada umumnya, dimana kedua cangkang tersebut
tidak simetris, salah satu cangkang lebih cembung dan lebih besar. Cangkang
inilah yang biasanya menempel pada substrat; sedangkan cangkang yang satu lagi
berbentuk lebih kecil dan menjadi penutup.
Budidaya
tiram dilakukan pada daerah pasang surut dimana terdapat air yang tenang atau
berombak sedikit. Substrat yang digunakan berupa balok-balok beton berukuran 4 x
4 x 100 cm, genteng gerabah dan bahan-bahan lainnya yang keras untuk
mendapatkan bibit tiram. Sebelum balok diletakkan pada tempat budidaya, balok
atau substrat yang sudah dipersiapkan dapat disimpan terlebih dahulu pada area
rumput laut atau pada terumbu karang. Setelah terdapat anak tiram yang menempel
pada substrat tersebut maka dapat dipindahkan ke areal budidaya yang lebih
lama.
Follow Warta Iptek di Google News
0 Response to "Budidaya Kerang Hijau (Mytilus viridis) dan Tiram (Crasostrea sp)"
Posting Komentar
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif! Terima kasih.